Hal yg sangat tidak disangka pada malam itu. Ketika teknikal meeting sebuah acara ospek bagi mahasiswa baru. Aku Rizki sebagai seorang panitia duduk menanti kumpulan mahasiswa baru yg menjadi kelompok yg aku mentoring. Dan saat itu datang kamu Arin. Dimana saat itu semua biasa saja. Berjalan dengan sifat kekonyolanku yg berusaha untuk diseriuskan. Setelah itu muncul momen momen dimana mulai bagi kita untuk bersaling sapa lewat handphone hingga pada awal kuliah kamu hari sabtu yg kebetulan aku ada acara dikampus. Dan disitu aku bertemu denganmu lagi. Canggung, kaku, itu sensasi pertama. Tontonan insidious awal pertama ya bisa dikatakan ngedate lah hahahaha. Tapi aku ga habis fikir kenapa waktu itu kamu mau aku ajakin nonton berdua padahal kita baru kenal. Ah gausah dipikir lah. Kalo kita ga nonton atau ga ketemu waktu itu ceritanya mungkin akan lain.
Minggu berikutnya tetap dikampus. Aku menjemput mu. Kita nongkrong, karaokean, kerumah hantu. Hingga ketika pulang aku yg tergesa gesanya mengungkapkan apa yg aku rasa. Dan disitu aku yang salah, aku terlalu cepat untuk bertindak. Tapi disisi lain aku belajar untuk memahami dan mengerti hingga apa yg aku inginkan tercapai. Minggu berikutnya kamu berubah, mungkin dari kesalahanku yg tergesa gesa mengungkapkan waktu itu, atau mungkin krn omongan orang lain. Tapi aku yakin lambat laun perasaan aku bisa sampai dan tertuju kepadamu. Selanjutnya kita sering jalan bareng di posisi pendekatan kita. Hingga satu malam aku kaget. Ini serius, tiba tiba kamu bilang hanya ingin berteman baik denganku. Malam itu semua berubah. Seakan akan ada tumpukan batu 100 kg menghujani kepalaku. Perasaan aneh menghantui hatiku. Apa yg harus lakukan ? Akankah kesalahanku bisa kuubah ? Dengan hati yg setengah buruk itu aku hanya bisa bilang "rin, kita akan berteman baik. Tapi asal lo tau. Hal ini ga akan merubah perasaan gue ke lo"
Minggu berikutnya masih sama. Tapi timbul rasa ge er (lagi) dimana kok mau nya kamu berenang disebuah taman bermain air denganku berdua saja. Tapi aku ga mau gegabah waktu itu. Setelah mendengar ucapanmu yg hanya ingin menjadi teman baik. Aku cuma bisa berharap kamu mengerti apa yg aku rasa.
Hingga beberapa waktu berikutnya. Kita sering kode kodean. Dan terkadang balasan chat via bbm dariku pun kamu balas dengan perhatian dan terbesit panggilan sayang. Tapi tetap aku ga mau gegabah. Aku ingin cintaku sampai kepadamu apa adanya.
Hingga satu hari. Aku merasa kalo kamu benar benar hanya ingin menjadi teman baikku. Aku berusaha lagi untuk meyakinkan hatiku kalo kamu hanya butuh waktu. Tapi ga ada perubahan. Hingga tanpa sadar atau gimana aku menulis status di BBM "let it flow or let it go" dan wazzzaaaaa.. kamu bales "let it flow dong" sekali lagi kamu bisa meyakinkan hatiku untuk terus berusaha meyakinkan hatimu.
Dan akhirnya 23 november lebih kurang pukul 10 malam diatas motor mio bututku sejak smp dipinggir rel kereta arah pulang dari taman kota - rumahmu. Kamu mulai pembicaraan serius tentang hubungan kita. Dan aku pun mulai memberanikan diri lagi untuk mengungkapkan. Dan ternyata diterima. Awan gelap malam itu berasa dibiaskan cahaya nan elok entah dari mana. Hati ini bergetar hebat. Tanganku tanpa ku kontrol mengenggam tanganmu sesambil aku mengemudikan motorku. Dan disaat itu kita berjanji, berkomitmen, kalo cinta ini, hubungan ini harus serius harus memiliki visi misi yg jelas. Dan kita pun berjanji.
Manis, canda tawa bahagia lengkap yg aku rasakan. Walau sekali pernah datang posisi dimana kita merasa tidak enak karna hal bodo yg membuat hubungan ini rusak. Namun aku senang dengan hal bodoh itu. Itu membuat hubungan ini semakin lengket. Layaknya bumbu di sebuah masakan sayur asem. Kurang bumbu ? Tidak enaklah suatu makanan.
Banyak cerita yg ingin kuutarakan. Banyak impian yg ingin kuwujudkan denganmu. Banyak hal hal manis menempel erat dalam dinding hati ini. Walaupun perbedaan ada. Ya itulah perbedaan diciptakan untuk saling melengkapi. Dan sampai saat ini hingga seterusnya aku akan berusaha mewujudkan semua. Menutup mulut mulut orang orang yg ragu akan cintaku padamu. Yg ragu akan masa depan hubungan ini.
Kau layaknya permaisuri didalam istana mungil disamping pohon apel. Sedangkan aku layaknya seorang laki laki yang takut akan ketinggian. Kau seperti permaisuri yg diteras depan istana senyum memberi semangat melihatku berusaha memanjat pohon apel yang sangat tinggi dan buahnya cuma satu, dan dimana aku berhasil memetik buah apel itu dan kita makan bersama.
Seperti ucapan mu. Aku ingin menjadikan mu teman baik waktu berbicara, musuh waktu bercanda dan bergurau, saling melindungi layaknya saudara, anak kecil ketika bermain, suami dan istri ketika beragumen, saling sayang layaknya seseorang yg baru kenal cinta.
Dan malam malam ini dengan perintah otakku. Dengan senyum dibibirku. Dengan wajahmu dipikiranku. Dengan ketikan kecil lewat jemariku. Aku ingin bilang. "Arin makasih buat kebahagiaan yg kamu hadirkan kepadaku. Doakan aku agar aku bisa menjadi seseorang yang mampu menjadikanmu halal bagi ku. Aku sangat menyayangi dirimu. Selamat tidur sayang. Peluk ciumku untukmu"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar