Ada cerita tentang dua anak manusia yang sengaja di pertemukan Tuhan di suatu tempat yg baik yang telah di siapkan, lalu setelah banyak pertemuan-pertemuan mereka yang di rencanakan Tuhan, di tukarlah hati mereka olehNya di kemudian hari. Sampai akhirnya mereka saling mencintai. Mereka juga berkomitmen dan berjanji untuk menjaga hubungannya sampai mati. Cerita ini sangat singkat namun keindahannya tiada habisnya.
Hari demi hari membuat mereka semakin dewasa, dan membuat cinta di antara mereka semakin banyak, banyak sekali dan Tuhan memperbaharuinya setiap hari.
Tuhan sangat menyayangi mereka. Hingga waktu tiba pada saat Tuhan menguji cinta mereka di tengah-tengah kebahagian yang indah. Bagaimana rasanya, ketika sang lelaki menatap mata wanitanya dan menceritakan impian masa depan bersamanya dan rencana indah untuk orang-orang yang di cintainya. Tak lupa ia ceritakan tentang segunung usahanya yang matang yang belum membuahkan hasil. Dengan keringat dan mata berkaca-kaca lelaki itu tertunduk gelisah sambil terus menggenggam tangan wanitanya. Tuhan menyaksikan semunya dengan tersenyum kecil. Hati lembut wanita mana yang tidak tergores mendengar ungkapan ketulusan lelaki itu?
Oh Tuhan... sungguh luar biasa rencanaMu. Kau Maha Memiliki. Kedua anak manusia itu sangat lemah Kau bisa lihat dari atas, mereka terus menerus merintih dan memohon. Hanya kekuatan cinta yg Kau berikan di antaranya yang membuat mereka terus berdiri menjalani hari. Kau pasti menjodohkan mereka. RencanaMu pasti indah, dan kami semua mempercayainya. Namun akankah sesuatu yang sudah sekuat karang itu akan terus Kau berikan ombak besar? Akankah Kau membiarkannya hancur terhempas Tuhan? Aku yakin tidak. TanganMu pasti akan datang tepat waktu. Aku yakin tulisan puisiMu tentang kedua anak manusia itu pasti akan berakhir indah setelah badai yg Kau berikan kepadanya.
Maafkan untuk segala kekhilafan kami yang sengaja atau tidak sengaja kami lakukan Tuhan. Kau Maha Mengetahui. Semoga segala niat baik kami dan niat baik kedua anak manusia itu dapat dengan segera Kau kabul. Amin